John D. Carmack dari pihak id
Software pertama kali memperlihatkan demo game engine ini pada event WWDC 2007.
Id Tech 5 tampil sebagai salah satu engine open source, dimana pihak developer
lainnya dapat menggunakan game engine ini untuk menciptakan game. Untuk
sekarang ini sudah ada tiga game yang tampil menggunakan engine ini, yakni:
Rage dan Doom 4 dari pihak developer id Software, serta game Prey 2 dari pihak
developer Human Head Studio. Salah satu fokus utama Id Tech 5 adalah
menciptakan sebuah game engine yang mudah digunakan oleh developer lainnya.
Salah satu fitur utama dari Id Tech 5 adalah kemampuan untuk menampilkan
tekstur yang sangat mendetail dan dukungan resolusi yang sangat tinggi (up to
128000 x 128000 pixel).
C
Features:
- Virtual Texturing (up to 128000 x
128000 pixel), teknologi ini adalah hasil upgrade dari fitur “Mega Texturing”
yang digunakan dalam Id Tech Engine versi sebelumnya.
- Dynamic & Changeable World,
teknologi ini membuat developer dapat menciptakan setting dunia game yang lebih
mudah dan lebih fleksibel.
- Teknik visual efek yang diperbaharui
lewat menggunakan fitur “Shadow Maps”, Dynamic HDR, dan termasuk visual efek
yang mendukung DirectX 11.
- Dukungan multi-core support, termasuk
proses pengerjaan physics yang lebih stabil.
Istilah
“Game Engine” muncul pada pertengahan 1990-an, terutama dalam kaitannya dengan
game 3D seperti orang pertama shooters (FPS). (Lihat juga: pertama-orang jujur
mesin).Begitulah popularitas id Software ’s Doom dan Quakepermainan yang,
daripada bekerja dari nol, lain pengembangberlisensi bagian inti dari perangkat
lunak dan grafis yang dirancang mereka sendiri, karakter, senjata, dan
tingkat-”permainan isi” atau “permainan aset. “ Pemisahan permainan-aturan
tertentu dan data dari konsep-konsep dasar seperti tabrakan dan
permainanentitas yang berarti bahwa tim bisa tumbuh dan mengkhususkan.
Kemudian
permainan, seperti Quake III Arena dan Epic Games ’s 1998 Unreal dirancang
dengan pendekatan ini dalam pikiran, dengan mesin dan konten dikembangkan
secara terpisah.Praktek seperti perizinan teknologi telah terbukti menjadi
aliran pendapatan tambahan yang berguna untuk beberapa pengembang game, sebagai
lisensi tunggal untuk high-end mesin permainan komersial dapat berkisar dari US
$ 10.000 hingga jutaan dolar, dan jumlah pemegang lisensi dapat mencapai
beberapa lusin perusahaan (seperti terlihat dengan Unreal Engine).Setidaknya,
mesin dapat digunakan kembali membuat sekuel permainan berkembang lebih cepat
dan lebih mudah, yang merupakan keuntungan berharga dalam persaingan industri
video game.
Sekarang
hampir semua perusahaan game memiliki game engine mereka sendiri,
menggunakannya untuk membuat game mereka, dan menyimpannya untuk diri sendiri.
Semakin lama kebutuhan untuk game engine yang makin modern semakin bertambah.
Waktu demi waktu, game engine yang mereka kembangkan sendiri mulai dirasa
terlalu mahal untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal ini memicu beberapa
developer untuk menciptakan game engine yang terbuka untuk di franchise kan.
Sebagai contoh adalah id Tech dan Unreal Engine. Game Engine yang dijual dan di
franchisekan secara umum semacam ini disebut dengan middleware. Middleware
menawarkan harga yang relatif lebih murah, dan bagi kebanyakan studio game,
menggunakan middleware merupakan solusi cepat dan ekonomis ketimbang harus
membangun sendiri engine game mereka. Konsep dari game engine sebenernya cukup
gampang, yaitu bahan dasar yang diperlukan sebuah game untuk menjalankan
tugasnya, merender pixel demi pixel, menghitung physiscs, memperkirakan input
tombol, dan lain hal, yang memungkinkan developer kreatif dapat membuat sebuah
game dengan engine yang sama menjadi unik satu sama lain. Di analogikan sebagai
sebuah mobil, game engine sudah merupakan bagian mobil, sekitar 50% jadi. Mesin
dan rangkaian sistem pengapian, sampai pembuangan. Kurang body dan aksesoris.
Sebuah game engine memungkinkan penggunaan kembali komponen komponen yang dapat
mempercepat hadirnya game menjadi nyata di layar monitor mu. Beberapa diantara
nya yang termasuk dengan itu adalah deteksi tubrukan, tampilan grafis, setting
dalam game, artificial intelligence dan lain lain. Semua komponen tadi
disatukan dalam satu pake game engine. Artist dan Developer, dapat menambahkan
pustaka texture dan model sendiri untuk dijadikan tokoh utama atau setting
dunia dalam sebuah engine. Sekali lagi dalam analogi game, model dan texture
dalam game engine bisa dibilang sebagai body dan aksesoris mobil. Sebuah game
engine dibagi lagi menjadi dua bagian besar. Yaitu API dan SDK. API (
Applicaiton Programming Interfaces ) adalah bagian operating system, services
dan libraries yang diperlukan untuk memanfaatkan beberapa feature yang
diperlukan. Dalam hal ini contohnya DirectX. Sementara SDK adalah kumpulan dari
libraries dan API yang sudah siap digunakan untuk memodifikasi program yang
menggunakan operating system dan services yang sama. Biasanya, game engine
menyertakan keduanya. Contohnya dalam Unreal Engine, menyiapkan antarmuka baku
bagi programmer untuk menciptakan game nya dengan mudah, melalui scripting
engine, yang disebut UnrealScript, dan juga libraries, yang berisi model
standar dan texture standar dan juga world editor yang disebut sebagai
UnrealED.
PENGERTIAN GAME ENGINE
Teknologi
game dewasa ini memang sangat populer, bukan hanya dari segi permainan, grafik,
serta efek-efek yang sangat bagus. Untuk menghasilkan game yang layak untuk
dimainkan dan juga 'eye cading', tentunya membutuhkan sebuah perangkat bantu
seperti game engine.
Game
engine merupakan sebuah software yang memang sengaja dibuat untuk keperluan
pembuatan dan pengembangan sebuah game. Dengan adanya game engine ini,
memudahkan seorang pengembang untuk merancang game mulai dari rendering,
visual, arsitektur, AI, dan bahkan sistem jaringan game itu sendiri. Jika game
adalah jiwa para gamer, maka game engine adalah jiwa dari sebuah game.
Dengan
adanya game engine ini, baik proses pembuatan dan pengembangan game menjadi
lebih efisien waktu. Sering kita jumpai game-game yang dirancang untuk konsol
dan desktop, sehingga tanpa game engine proses pembuatannya akan memakan waktu
lebih lama. Dalam game engine sendiri terdapat tools atau alat pendukung yang
berguna untuk rancang bangun sebuah game, antara lain : mesin render 2D dan 3D,
script, collision detection, suara, grafik, animasi, kecerdasan buatan,
menejemen memori, jaringan streaming.
Perbandingan dari 2 Game Engine yaitu
antara Blender dengan Swift 3D:
Blender
Keuntungan :
Kelebihan yang dimiliki Blender
adalah dapat membuat game tanpa menggunakan program
tambahan lainnya, Karena Blender
sudah memiliki “Engine Game” sendiri dan menggunakan “Python”
sebagai bahasa pemograman yang
lebih mudah ketimbang menggunakan C++,C, dll.
Blender menggunakan “OpenGL”
sebagai render grafiknya yang dapat digunakan pada
berbagai macam “OS” seperti
Windows, Linux dan Mac OS X. Gambar berikut merupakan sebuah
“screenshot” dari salah satu
project game yang dibuat menggunakan Blender
Sekarang ini Blender merencanakan
sudah mengeluarkan versi yang terbarunya, yaitu Versi 2.49
yang lebih ditujukan untuk pembuat
game. Karena Versi ini memiliki fitur-fitur baru yang dirancang
untuk membuat tampilan game yang
lebih realistis dari pada versi sebelumnya.
Blender
2.49 memiliki fitur baru seperti :
*
Video Texture
*
Real-time GLSL Material
*
Game Logic
*
Bullet SoftBody
*
Python Editor
*
Multilayer Textures
*
Physics
*
Render Baking dan Normal Mapping dan masih banyak yang lainnya.
*
Composite Adalah tempat menambahkan efek visual seperti pada gamabar berikut.
Untuk membuat game di Blender telah
disediakan kemudahan oleh blender tanpa harus menggunakan “script” sedikitpun.
Kerugian :
Adapun kekurangan pada Blender,
untuk penguasaannya sangat membuntuhkan waktu lama karena memang agak sulit
dipahami terutama pada GUI nya.
Adobe Flash (Swift3D)
Kelebihan Swift3D
Merupakan tool yang simpel, tidak
ribet, tinggal drag and drop.
Swift3D mendukung animasi objek 3D.
Animasi dapat diexport ke banyak
file, misal avi, flv, swf, swt, dan ai.
Kita dapat memilih jenis rendering
yang kita inginkan, yaitu raster (bitmap) dan vector. Jenis gambar raster lebih
lama saat me-render, akan tetapi hasilnya lebih bagus. Sedang untuk vector,
gambarnya satu warna atau gradasi warna vector (cocok untuk dimasukkan pada
animasi vector flash).
Jika kita ingin membuat model yang
simpel, maka swift3D bisa digunakan untuk membuatnya.
Kekurangan Swift3D
Sangat tidak cocok untuk membuat
bentuk 3D yang kompleks. Jika ingin membuat bentuk 3D yang komplek kita harus
menggunakan 3dsmax atau blender kemudian kita export dalam bentuk 3ds.
Susah untuk membuat animasi sendiri
selain dari template animasi dari swift3D.
Kita tidak dapat memberikan efek
pada objek, misal efek noise dll.
Jika kita ingin membuat sprite game
berisikan animasi, mungkin cocok digunakan swift3D karena mengingat jika kita
menggunakan 3D pada flash dengan engine seperti papervision3D, away3D, sandy3D,
maka akan bertambah berat.